Rabu, 19 Mei 2010
Selasa, 16 Maret 2010
Puisi Ilusi
PEREMPUAN
Siapakah aku…?
Ketika aku melewati kaca aku berkata:
Aku adalah perempuan beraura, berparas dan beraroma
Auraku terang, berpendar warna putih terang menyilaukan
Ruhku membawa kebaikan jika kutebar dalam sekumpulan doa
diantara terang mentari dan ketika cahaya telah memudar,
meski bisikku pelan namun suaraku lembut merasuk menusuk kalbu…
Siapakah aku…?
Saat aku melintas di hamparan peraduan:
Aku adalah ladang kenikmatan, seteguk madu…setetes embun yang menyejukkan,
dalam desahan rasa, dalam asa, dalam mimpi yang membelenggu ujung jiwa,
Aku perempuan, yang berada diantara ribuan perempuan yang kurang beruntung…
mungkin juga aku adalah perempuan yang lebih beruntung
diantara ribuan perempuan yang kurang beruntung…
Ketika aku merasa terpuruk dan tak tahu di mana aku akan menyandarkan asaku,
dalam kegelapan ataukah dalam remang malam ?
Hanya cahaya mentari yang selalu menyadarkan risauku,
mengajak purnama yang berwarna keemasan memelukku hangat
dalam kedamaian...
Aku perempuan yang dibuai dalam irama pertanyaan,
Aku perempuan yang dibayang gamang kegalauan
hingga hitam menjadi kelam, sementara putih...hanyalah bias yang terlupakan.
Minggu, 28 Februari 2010
Kueku Sayang, Kueku Malang...:(
Minggu, 21 Februari 2010
Wonosari,Jogjakarta...Wow Alangkah Indahnya..!!!
Jogjakarta, 21 Februari 2010.
Alamak...anugerah Tuhan ada di manapun kita berada.Rasa sesak kian memudar ketika jalan berkelok dipenuhi warna hijau rerumputan.Mata tak sempat terpejam sedetik pun dan bibir ini tak berhenti bergumam dalam debur ombakmu.Decak kagum bergumul menjadi satu saat memandang puncak kapur yang tegar berdiri elok di punggung yang tandus. Pasir putih yang menghampar bergemerisik seolah berbisik dan menggelitik, bercampur pecahan karang menerpa ringan kaki-kaki yang tengah menginjak tanpa alas kaki. Debur ombak yang bergemuruh perlahan menjadi pelan, saat pecah setelah menyapu karang dan seolah menghentak hati tanpa meninggalkan rasa sakit. Ingin aku menyandarkan tubuh di atas buihmu yang seolah bisa menyejukkan, menyadarkanku betapa kecil diri ini diantara karang-karangmu yang berjajar. Pandang takjub yang tak henti kuteriakkan, rancu bersamaan terpaan angin yang lembut...perlahan menerpa wajahku. Karang-karangmu megah,awanmu pun selalu berubah seperti lukisan dalam kanvas yang tiada batas, debur ombak yang mengalun pelan dan kemudian menyentak..pyakkkk!!!...menghantam tebing dan mungkin sempat menggores dan meninggalkan guratan tanpa kata. Byuurr!!! rasa sepi pun terpecah oleh dinginnya air yang sekejap berubah menjadi butiran mutiara berwarna putih bersih...namun aku harus segera kembali...menyusuri kembali pantaimu...menuruni bukitmu bintangmu...rasanya seperti pulang dari SURGA...
Senin, 15 Februari 2010
Dari Merapi menuju Jogja...
Pertanyaan itu tia-tiba muncul begitu saja, mengapa aku bisa sampai di Jogja?Ahh..gara-gara tugas gambar semasa SMP,aku gak nyangka bisa jg gambar meski cuman sedikit..keterusan diajak kakaku Alm. untuk ngikutin sekolah di sekolah seni.Apa bisa ya?Aku gak pernah gambar dr kecil, tapi menari yang kusuka hingga bangku SMP.Maunya sih aku di kejuruan ambil tari,tapi karena semua gak setuju ya dech manut aja..masuk ke jurusan seni rupa..deg deg deg..
selesai jg, aku pun semakin terdampar di kota ini. Hitam, Putih, merah, abu2 kehidupan kunikmati, oh indahnya Jogja meski aku sempat menutup mata buatmu meski hanya sekejap...namun akhirnya aku pasrah:kubesarkan diriku di kota ini, kubahagiakan hidupku di ruang kota ini, sekaligus kurasakan kesedihan dalam peluk hangat keramahanmu. Masih kuhirup aromamu hingga hari ini dan membentuk sepetak kecil kerinduan untuk selalu menyapamu. Aku selalu terjaga dan terusik ketika malam masih hening, di sinipun aku masih menikmati rintik hujan yang mungkin menyejukkanmu...namun mengapa ruam hatiku masih terasa sesak...Ahh..ternyata aku banyak menggores guratan-guratan yang terasa kekal...mengusik ketenangan. Aku pun kembali terlelap dalam buaian waktu dan siap menyapamu hingga esok hari....